Kalurahan Gedangrejo

GEDANGREJO - Saat ini, tak banyak orang yang tahu tentang kesenian Srandul, terutama generasi muda jaman sekarang. Jika ditanya mengenai apa itu Srandul, banyak yang menjawab tidak tahu. Kesenian ini berbasis pada drama tradisional kerakyatan yang menampilkan kisah-kisah yang berhubungan dengan persoalan - persoalan pertanian, berkutat pada persoalan kesuburan, kemakmuran, wabah, dan bencana.

Kesenian-kesenian tradisional seperti Srandul, Jathilan, Kethoprak, Thoklik, Reog, Dorprik dan masih banyak lagi jenis kesenian lain, mulai dilestarikan dan kembali diangkat pamornya. Karena beberapa kesenian ini mampu menjadi ikon pariwisata dan budaya yang dapat menumbuhkan dan mengangkat pamor daerah yang terdapat kebudayaan dan kesenian itu sendiri.

Salah satu dusun di Desa Gedangrejo yang mulai melestarikan kesenian Srandul tersebut adalah Dusun Karangwetan 1, Gedangrejo, Karangmojo, Gunungkidul. Dusun ini biasanya kembali mementaskan kesenian Srandul bertepatan dengan peringatan wafatnya Ki Ageng Noto Kusumo di petilasan makam. Dukuh Karangwetan 1 (Sembodo) menambahkan, ada 2 daerah di Kecamatan Karangmojo yang masih melestarikan kesenian Srandul, yaitu Dusun Karangwetan 1 Desa Gedangrejo dan Dusun Bulu Desa Karangmojo. Yang membedakan, di Dusun Bulu Karangmojo, Srandul yang disajikan sudah berupa Srandul yang sudah dikreasi. Beliau juga menambahkan bahwa tidak ada jadwal khusus untuk latihan, karena kebanyakan penari Srandul adalah penari "lawasan" dan sudah sangat hafal dengan gerakan tari Srandul. Besar harapan, ada generasi muda yang tertarik melestarikan kesenian Srandul tersebut.

Pada mulanya Srandul digunakan sebagai media penyebaran agama Islam. Karena jika dilihat dari syair-syair lagu atau parikan dan dialog yang diucapkan mengandung makna yang religius dan berbau Islami. Namun, seiring perkembangan jaman, Srandul menjadi salah satu bagian seni pertunjukan di Jawa.