Sejarah Cing-Cing Goling
Pustaka Gedangrejo 28 Juli 2022 09:23:30 WIB
“Sirna ilang kertaning bumi”. Perhitungan tahun jawa berdasarkan perhitungan perputaran bulan terhadap bumi atau dalam istilah jawa disebut dengan “candra sengkala” tersebut diatas dipercayai sebagai pralambang dari runtuhnya Kerajaan Majapahit yang terjadi pada 1400 Saka/ Jawa atau pada 1478 Masehi.
Setelah runtuhnya Kerajaan Majapahit, maka para putra putri dan cucu dari prabu Brawijaya V banyak yang pergi meninggalkan kerajaan dan mencari tempat-temapt baru untuk bertahan hidup ataupun sebagai pengungsian diri. Salah satuya adalah Raden Wisang Sanjaya bersama dengan istrinya serta ditemani oleh abdi kinasihnya yang Bernama Eyang Tropoyo dan Eyang Yudopati. Mereka mencari tempat untuk bertahan hidup dengan pergi berjalan menuju kearah barat hingga sampailah pada tanah karang pradesan yang saat itu belum memiliki nama.
Di daerah tersebut raden wisang Sanjaya Bersama rombongannya bertemu dengan 3 kasepuhan karang pradesan yang Bernama Eyang Brojonolo, Eyang honggonolo dan Eyang Nolodongso. Agar raden wisang Sanjaya ini aman keberadaannya di tanah karang pradesan tersebut maka beliau diminta untuk menyamarkan Namanya menjadi Kyai Pisang yang memang nama tersebut memiliki kemiripan dengan nama aslinya yaitu raden wisang.
Pisang sendiri dalam Bahasa Jawa disebut dengan “Gedhang”. Setelah hidup beberapa waktu dengan kasepuhan di wilayah karang pradesan ini, raden wisang Sanjaya atau yang memiliki julukan baru sebagai kyai pisang ini melihat bahwa tanah yang ada diwilayah tersebut tidaklah subur sehingga tidak dapat digunakan sebagai lahan pertanian dikarenakan tanahnya yang kering dan tandus atau dalam Bahasa jawa dikenal dengan istilah “Cengkar”, padahal ada aliran sungai yang airnya cukup besar yang terletak tidak jauh dari kampung tersebut. Ini lah yang mengusik hati dan pikiran Kyai pisang terhadap warga karang pradesan yang telah menerima dan membantu beliau dalam pelarian diri setelah runtuhnya kerajaan majapahit.
Oleh karena itu Kyai Pisang meminta kepada abdi nya yaitu Eyang tropoyo dan eyang yudopati untuk membuat bendungan pada sungai yang ada di karang pradesan. Pembuatan bendungan mpun akhirnya terwujud, beserta irigasi yang menuju tanah warga karang pradesan sehingga air dari sungai kedung dawang ini dapat mengaliri tanah-tanah warga sehingga menjadikan warga dapat bercocok tanam dengan baik sehingga lahan pertanian menjadi subur dan hasil panen betambah banyak. Karena hal inilah menjadi kan tanah pradesan tersebut mulai bayak didatangi untuk mereka hidup Bersama di wilayah tersebut yang dikarenakan kesuburan tanahnya yang banyak didengar orang. Sehingga tanah pradesan tersebut mulailah ramai untuk ditinggali. Akan jasa kyai Pisang atau raden wisang Sanjaya ini lah ketiga kasepuhan yang menerima kedatangan raden wisang Sanjaya diwilayah karang pradesan ini mengadakan tasyakuran Bersama-sama dan dilaksanakan di bendungan sungai kedung dawang.
Tasyakuran tersebut inilah yang secara turun temurun dilaksanakan warga masyarakat dan dilaksanakan pada hari Senin wage ataupun Kamis Kliwon setelah selesainya masa panen kedua atau oleh masyarakat jawa dikenal dengan istilah “Lemarengan”. Dalam genduri tasyakuran tersebut juga bersamaan dengan menampilkan fragment tari cing-cing goling yang menggambarkan perjalanan Raden Wisang Sanjaya Bersama istrinya yang sedang hamil dan dua Abdinya dalam mencari daerah baru yang tak luput dari mara bahaya dan gangguan dari warok-warok yang berniat jahat terhadap mereka.
Kemudian kasepuhan yang ada yaitu eyang honggonolo, eyang nolodongso mempunyai pemikiran agar tanah karang pradesan tersebut diberikan nama Dusun Gedangan. Adapun dalam pelaksanaan tasyakuran genduri tersebut ada syarat atau pantangan yang tidak boleh dilanggar, yaitu:
1. Masakan yang dibawa untuk genduri tidak boleh berupa olahan tempe kedelai.
2. Perempuan yang tengah menstruasi ataupun hamil tidak boleh ikut dalam genduri tasyakuran tersebut.
3. Semua masakan yang dimasak oleh warga kampung tidak boleh dicicipi saat proses memasaknya,
Formulir Penulisan Komentar
Pencarian
Komentar Terkini
Statistik Kunjungan
Hari ini | |
Kemarin | |
Pengunjung |
- kkkk
- CEGAH STUNTING DARI SEKARANG
- LOMBA PENGAGUNGAN TINGKAT KAPANEWON KARANGMOJO TAHUN 2024
- PELANTIKAN PAMONG DAN STAF KALURAHAN GEDANGREJO
- PENDAFTARAN PENGISIAN PAMONG DAN STAF PAMONG KALURAHAN GEDANGREJO RESMI DITUTUP
- MENDEKATI HARI TERAKHIR PENDAFTARAN PAMONG DAN STAF KALURAHAN GEDANGREJO
- HARI KE-5 PENDAFTARAN PENGISIAN PAMONG DAN STAF KALURAHAN SUDAH BANYAK PENDAFTAR